BANJARBARU - Kapolres Banjarbaru, AKBP Nur Khamid angka bicara soal insiden duel maut di area SPBU Simpat Empat LIK Liang Anggang di Jalan Jurusan Pelaihari pada Kamis (28/10) malam.

Dalam keterangan resminya, Kapolres menyebut jika insiden tersebut tak dipicu rebutan pelangsiran seperti yang ramai dibicarakan khalayak.

"Terkait isu yang beredar terkait langsiran ini murni ril tidak ada," jawab Nur Khamid kemarin (29/10) ketika ditanya terkait isu tersebut.

Kapolres juga menyebut baik pelaku atau korban tak terindikasi sebagai seorang pelangsir ataupun orang yang punya pengaruh tertentu di area sana. Menurut Kapolres, keduanya merupakan warga yang berdomisili di area SPBU.

"Korban ini warga sana, rumahnya di seberang SPBU. Kalau pelaku juga domisili dekat sana cuman memang agak jauh, mungkin kurang lebih 100 meteran," terang Kapolres

Perkelahian maut tersebut dipastikan memakan satu korban jiwa, yakni Ahmad Sani (35). Sementara lawannya yang juga berstatus sebagai pelaku adalah Muslim Haryanto (31) alias Ulim.

"Dari perkelahian itu pelaku juga terluka dan kini dirawat di RSD Idaman Banjarbaru. Sekarang dalam status perawatan dan kita juga jaga," ujar Kapolres.

Dari hasil penyelidikan yang dilakukan petugas, penyebab perkelahian ini ujar Kapolres salah satunya terindikasi adanya pengaruh minuman keras. Yang mana korban yakni Sani ditengarai kuat dalam pengaruh miras.

"Dari keterangan saksi kalau dari mulut korban tercium aroma minuman keras. Nah dari analisa kita, akibat pengaruh miras ini sehingga terjadi cekcok sampai perkelahian," sambung Kapolres.

Lantas bagaimana asal muasal duel ini bisa terjadi? Kapolres mengurai jika mulanya yang sempat cekcok bukan antara korban dan pelaku. Melainkan sempat ada saling bersitegang antara pelaku dan seorang supir truk yang tengah mengisi bahan bakar di SPBU.

Saat itu pelaku berada di belakang truk menyapa sopir dengan nada tinggi. Sedangkan sopir tengah mengobrol dengan korban Sani.

"Mulanya, pelaku (Ulim, Red) saat itu menyapa dengan nada tinggi kepada supir dengan kalimat kurang lebih, Lawas Banar Ikam. Supir truk ini menjawab dengan kalimat “Ulun lagi Muatan Pupuk”, dan ada korban (Sani, Red) di sana," jelas Kapolres.

Dan ternyata ini memancing reaksi korban. Dengan nada tinggi pula ia melontarkan kalimat "Kenapa ikam nyaring banar bepandir". Emosi keduanya pun tersulut dan korban yang terlebih dahulu memukul pelaku. “Ini masih belum menggunakan sajam dan berhasil dilerai oleh warga di sana," kata Kapolres.

Meski sudah dilerai dan bubar, rupanya korban masih tak terima dan dendam, sementara pelaku sudah menganggap selesai. Berselang beberapa waktu, Sani pulang ke rumah dan mengambil sajam dengan niat ingin mencelakai seterunya.

"Korban langsung mengejar pelaku dan menusuk pelaku di bagian pinggang. Pelaku (Ulim, Red) melakukan perlawanan yang ternyata di dalam tasnya ada pisau. Pelaku balik mengejar korban dan ketika jatuh ditusuk di bagian dada serta perut. Korban sempat berdiri dan mau membalas pelaku namun akhirnya jatuh dan meninggal dunia di lokasi," kata Kapolres.

Dengan kejadian berdarah ini, Kapolres memastikan dan berjanji akan lebih mengetatkan patroli serta pengawasan di SPBU-SPBU yang ada di wilayah hukumnya.

Bahkan, Kapolres meminta apabila ada warga yang mengetahui terjadi potensi perkelahian maupun kemacetan di area SPBU untuk melapor kepada Polres Banjarbaru.

"Kita sering melalukan patroli dan mengimbau pengelola SPBU agar jangan sampai terjadi kemacetan apalagi memicu potensi perkelahian. Kita juga siap menindak tegas jika ada SPBU yang menyalahi aturan," pungkas Kapolres. (rvn/bin/ema)