Selama ini wisatawan hanya bisa mendapatkan suvenir berbahan purun di Palam, Kota Banjarbaru. Tak lama lagi mereka juga bisa mendapatkan oleh-oleh khas lain berupa cemilan berbahan dasar kelakai.

- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru

Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru sudah terkenal sebagai salah satu tempat destinasi wisata dengan Kampung Purun.

Hingga saat ini, mayoritas ibu rumah tangga di daerah itu menjalankan usaha sebagai perajin purun. Namun, sebagian kini sedang memulai usaha lain. Yaitu, memproduksi keripik singkong dan kerupuk bawang.

Kedua kelompok usaha itu memang sangat potensial untuk dikembangkan melalui pembuatan atau produksi-produk lain yang nantinya diharapkan mampu mendukung program wisata di daerah tersebut.

Sehingga, jika saat ini para wisatawan hanya menikmati dan mencari suvenir berbahan purun, maka sangat potensial jika mereka juga mampu mendapatkan oleh-oleh khas berupa makanan cemilan berbahan dasar tanaman lokal setempat. Apalagi di sekitar kelurahan ini banyak hamparan tanaman kelakai yang hingga saat ini belum termanfaatkan.

Kelakai sendiri merupakan salah satu jenis sayuran yang tergolong dalam tumbuhan paku - pakuan atau juga dikenal dengan nama lain lemidi (Stenochlaena palustris).

Di sisi lain tim pelaksana kegiatan pengabdian pada masyarakat dari Fakultas Kehutanan ULM (Universitas Lambung Mangkurat) telah memiliki pengalaman membuat produk pangan berbahan kelakai, bahkan pernah juga didesiminasikan di desa lain di Kabupaten Batola pada 2020 lalu.

Berdasarkan hal tersebut, tim pelaksana terdiri dari Siti Hamidah dan Prof Yudi Firmanul Arifin melaksanakan kegiatan PKM (Program Kemitraan Masyarakat) dengan judul "Pembentukan Kampung Kelakai melalui Program Kemitraan Masyarakat Desa Palam Cempaka Banjarbaru" di daerah itu.

Prof Yudi Firmanul Arifin yang juga Wakil Rektor IV ULM mengatakan, saat ini tim pengusul telah mengembangkan riset berupa demplot budidaya kelakai untuk menghasilkan kelakai yang terstandar jika dipergunakan sebagai bahan baku industri pangan maupun obat.

"Sinergi beberapa kegiatan yang saling mendukung ini diharapkan akan memudahkan untuk mewujudkan Kampung Kelakai di Palam," katanya.

Ditambahkannya, pada 25 Oktober 2021 di RT 06, Kelurahan Palam mereka sudah mulai melakukan pelatihan. "Mengingat kondisi masih harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat, maka peserta dibatasi. Meski begitu, tidak mengurangi semangat para ibu-ibu yang menjadi binaan," tambahnya.

Semangat dan antusiasme kata dia sangat terlihat pada saat pelatihan, karena hampir semua peserta mengikutinya sampai selesai. "Antusiasme juga tercermin dari rencana aksi mereka setelah pelatihan. Masing-masing mempunyai rencana untuk membentuk dan mengembangkan produk berbasis kelakai menjadi produk pelengkap jualan mereka, yang hingga kini masih mengandalkan kerajinan purun," katanya.

Teknologi yang sederhana dan mudah dikuasai, serta produk yang menarik serta khas menurut Yudi, menjadi daya tarik masyarakat sekitar mau mengembangkan usaha berbasis kelakai. "Terlebih lagi kelakai sudah dipercaya sejak nenek moyang mampu digunakan sebagai makanan fungsional," ujarnya.

Dia menuturkan, kelakai juga dapat berfungsi sebagai penunjang kesehatan karena kandungan Fe-nya yang tinggi. "Bagus untuk konsumsi para ibu hamil, menyusui dan penderita atau orang yang kekurangan zat besi," tuturnya.

Faktor lain yang dapat mendukung program mereka ialah para peserta sebagian sudah mengembangkan produk sejenis, seperti keripik dan lainnya, meskipun tidak berbahan dasar kelakai. "Jangkauan pasar juga tidak sulit. Mengingat Palam dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang sudah dikenal hingga nasional," ucap Yudi.

Dia mengungkapkan, adapun produk yang diajarkan kepada para peserta adalah dodol kelakai, keripik kelakai dan kerupuk kelakai. Melalui program ini tim pelaksana selain memberi pelatihan baik dalam produksi maupun manajemen, juga memberikan sumbangan peralatan kepada mitra, agar nantinya memiliki modal alat untuk pengembangan produknya.

Lanjutnya, adanya pandemi virus corona sempat mempengaruhi pelaksana kegiatan. Sehingga beberapa target capaian tidak semuanya terpenuhi sesuai waktu yang telah ditetapkan.

Meskipun demikian, tanpa mengurangi arti dari tercapainya target capaian, dia mengungkapkan, bagi tim pelaksana berhasilnya program ini yang lebih penting adalah bagaimana nanti mitra mampu terus berkembang walau program PKM telah berakhir.

Oleh karena itu, ujarnya, tim pelaksana akan terus mencari sumber pendanaan maupun kerjasama dengan berbagai pihak untuk terus mampu mewujudkan Desa Palam sebagai Kampung Kelakai.

"Mengingat untuk dapat mewujudkan ini tidaklah mudah. Berkaca dari keberhasilan terbentuknya Kampung Purun, yang secara intensif dibina oleh berbagai pihak secara terus-menerus dan tidak hanya secara insidentil semata," pungkasnya. (ris/by/ran)