BARABAI - Banjir yang menggenangi Hulu Sungai Tengah menyisakan banyak pekerjaan rumah. Warga kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa lumpur bekas banjir.
Pemerintah HST juga fokus membenahi infrastruktur yang terdampak. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HST ada 39 titik longsor. Seperti di Kecamatan Batang Alai Timur, Kecamatan Pandawan, dan Kecamatan Hantakan. Selain itu fasilitas umum banyak yang rusak, ada 86 sekolah yang terendam.
Selain dipicu curah hujan yang tinggi, banjir berulang di HST ini disebabkan banyaknya sungai yang dangkal. Utamanya di wilayah hulu. Pendangkalan sungai juga terjadi di wilayah hilir yang menyebabkan air banjir lambat surut.
Bupati HST, Aulia Oktafiandi sudah menginstruksikan dinas terkait untuk melakukan normalisasi sungai. Wilayah yang jadi prioritas yakni Sungai di Desa Kayu Rabah, Kecamatan Pandawan.
“Saya perintahkan Dinas PUPR untuk menormalisasi sungai agar air banjir cepat surut. Serta harus ada pembersihan bantaran sungai menggunakan alat berat,” katanya.
Bupati juga menginstruksikan untuk menurunkan alat berat guna membuka akses jalan yang masih tertimbun material longsor. Sekarang alat berat di beberapa titik longsor sedang bekerja untuk membuka kembali jalan. Misalnya di Desa Pasting Kecamatan Hantakan.
Sampai kemarin para pemerintah daerah dan relawan masih berjibaku menolong warga yang terdampak banjir. Dapur-dapur umum masih berdiri dibeberapa lokasi untuk menyuplai logistkc. “Kami buka dapur umum di Desa Awang Besar. Nasi bungkusnya kami distribusikan ke Desa Masiraan dan Jaranih. Karena di sana juga masih terendam,” kata Ali dari Baznas HST.
Mereka membagikan nasi dari rumah ke rumah warga menggunakan perahu karet. Kemarin (2/12) masih ada 3 lokasi yang terendam. Di Kecamatan Pandawan ketinggian air 15-30 cm. Kemudian Kecamatan Barabai air mulai surut utamanya di pasar-pasar.
Luapan air sungai di Kabupaten Balangan juga terpantau mulai turun. Titik jalan yang sebelumnya terendam air dan tidak bisa dilewati, sudah normal kembali. Namun begitu, air sungai masih tampak tinggi, hingga menyentuh bibir bantaran.
Plt Kepala BPBD Balangan Rahmi menuturkan berdasarkan laporan tim di lapangan di Kecamatan Juai, Paringin dan Paringin Selatan ketinggian airnya sudah mengalami penurunan. Warga mulai melakukan aktivitas normalisasi atau pembersihan pascabanjir.
"Untuk Kecamatan Paringin Selatan juga demikian, banjir sudah mengalami penurunan terutama di Batu Piring dan Bungin, mudah-mudahan cuaca ke depan membaik,” harapnya.
Lebih lanjut Rahmi mengungkapkan, sejumlah fasilitas ada yang mengalami kerusakan yaitu jembatan putus dan tanah longsor yang menyebabkan jalan sempat terputus.
Ada dua titik jembatan hanyut terputus kemudian dua titik tebing longsor yaitu di Desa Kambiyain jembatan putus dan tebing longsor. Kemudian di Dayak Pitap ada tanah longsor. Saat ini jalur tersebut sudah bisa dilalui oleh warga.
Sementara itu, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) masih berkutat dengan permasalahan banjir kiriman dari daerah tetangganya. Dari pusat data informasi dan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), di Siring Itik Kota Amuntai, ada 73 desa di 10 kecamatan yang terendam, tak terkecuali Kecamatan Paminggir yang berada di tepi Sungai Barito.
Diketahui, rumah yang terendam 3.746 desa, jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 4.377. Dimana ada 12.982 jiwa yang terdampak banjir, di awal Desember 2021 ini.
Tak hanya rumah, sejumlah fasilitas publik seperti Pasar Induk Amuntai dan Pasar Candi Agung di Kecamatan Amuntai Tengah, juga terendam banjir. Meski belum melumpuhkan aktivitas jual beli di pasar tersebut.
Melihat dampak meluasnya banjir di HSU, Kepala BPBD HSU Sugeng Riyadi telah melaksanakan rapat koordinasi lintas sektor di Posko Siaga BPBD di Siring Itik. Pada rakor tersebut diputuskan status banjir di Kota Amuntai naik ke level tanggap darurat.
Rapat penentuan status bencana banjir di HSU ini, ungkap Sugeng Riyadi, diikuti perwakilan dari Polres HSU, Kodim HSU, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan dan unsur Forkopimda HSU.
"Setelah melihat ada delapan kecamatan yang terdampak banjir kiriman dari hulu Sungai Tabalong, Balangan dan Negara, maka dalam rapat koordinasi ini, diputuskan status banjir naik ke level tanggap darurat," terangnya.
Pihaknya tinggal menunggu tanda tangan SK Tanggap Darurat dari Plt Bupati HSU H Husairi Abdi. "Kemungkinan besok SK (kemarin), sudah ditandatangani bapak Plt bupati," jawabnya.
Sementara itu, dari pengamatan wartawab, dua jalan utama di Kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), kemarin ditutup untuk umum. Jalan tersebut berada di Jalan Abdul Gani Majidi dan Jalan Ahmad Yani Kecamatan Amuntai Tengah. Ketinggian air di dua jalan tersebut berkisar 50-70 Cm.
Plang larangan dan garis polisi dipasang untuk mencegah agar warga tidak melintas.(mal/why/mar/by/ran)