BANJARMASIN - Harga bahan pangan menjelang Nataru berpotensi naik. Bencana banjir di sejumlah daerah menjadi salah satu penyebab.

"Akibat cuaca ekstrem, tingginya curah hujan dan banjir rob di sejumlah daerah penghasil bahan pokok, naiknya permintaan serta penyesuaian harga dari produsen," ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banjarmasin, Ichrom Muftezar, kemarin (14/12).

Pantauan Disperindag pada hari Senin (13/12), komoditi yang mengalami kenaikan adalah cabai merah. Biasanya Rp35 ribu sampai Rp45 ribu per kilogram, sekarang mencapai Rp55 ribu hingga Rp65 ribu per kilogram.

Begitu juga dengan cabai merah keriting. Harganya saat ini berkisar Rp65 ribu hingga Rp75 ribu per kilogram.

Selanjutnya cabai rawit hijau, harganya kisaran Rp65 ribu hingga Rp75 ribu per kilogram. Rawit tiung Rp70 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. Sementara cabai rawit merah harganya Rp130 ribu sampai Rp150 ribu per kilogram.

Untuk bawang, rata-rata harganya mengalami kenaikan Rp1.000 sampai Rp2.000 per kilogram. Dari sebelumnya Rp20 ribu sampai Rp24 ribu per kilogram, naik menjadi Rp22 ribu hingga Rp26 ribu per kilogram.

Sementara untuk harga telur ayam ras sudah Rp24 ribu per kilogram. Meski naik, tapi masih mengacu pada harga yang ditetapkan pemerintah.

"Harga ayam ras sempat turun, kemudian naik lagi. Saat ini harganya kisaran Rp37 ribu sampai 38 ribu per kilogram," sebut Ichrom.

Menyikapi kenaikan harga minyak goreng sawit dan gula pasir, bekerja sama dengan Koperasi Harum Manis Bersatu dan Dinas Perdagangan Kalsel, beberapa waktu lalu telah digelar operasi pasar.

Soal stok, Ichrom mengklaim, pasokan di sejumlah pasar tradisional cukup stabil. "Terkecuali komoditi cabai, minyak goreng, gula, bawang, sejumlah sayuran lokal seperti kangkung dan bayam, serta telur ayam ras dan daging ayam ras yang masih cukup fluktuatif," pungkasnya. (gmp/fud)