BANJARMASIN - Banyak spekulasi yang beredar seputar penangkapan terduga terorisme di Kalsel. Salah satunya adalah hubungan MNR dengan penangkapan lain dengan yang terjadi di Kalimantan Tengah sehari sebelumnya.

MNR seperti yang disebutkan ayahnya, Nurul Iman, memang pernah bepergian ke Kalteng. Tetapi itu untuk menghadiri acara perkawinan. Meski demikian, baik MNR dan terduga lain di Kalteng, ditangkap dengan tuduhan yang sama: tergabung dalam grup media sosial yang ditengarai mengampanyekan daulah islamiyah.

Ada dua orang yang dibekuk Tim Densus 88 Mabes Polri di Kalimantan Tengah (Kalteng). Satu orang berinisial MS ditangkap di Palangka Raya dan satu orang lagi berinisial ARE ditangkap di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Penangkapan dilakukan hampir bersamaan, pada Selasa malam (21/12), hanya beberapa jam sebelum operasi penangkapan MNR di Kalsel.

Informasi dari sumber Kalteng Pos (Grup Radar Banjarmasin), MS merupakan warga asal Banjarmasin yang merantau ke Sampit sejak akhir tahun 2020. Pemuda berusia 22 tahun itu tinggal bersama bosnya berinisial AL dan ND yang membuka usaha kuliner soto di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotim. Sebelum ikut bekerja di warung, MS mengaku hidup seorang diri. MS dikenal pendiam dan jarang bersosialisasi dengan masyarakat.

MS diduga kuat merupakan admin grup WhatsApp Sahabat Qur’an. “Grup itu berisi pembicaraan dan share foto-foto propaganda Daulah Islamiyah dan ajakan untuk mengikuti kajian online melalui Zoom Meeting,” ungkap sumber Kalteng Pos tersebut.

Sementara itu, ARE juga masih berusia muda, yakni 22 tahun. Ia diamankan dari rumah yang ditempati bersama istri dan mertuanya di Jalan D.I. Pandjaitan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotim.

Sehari-hari ARE bekerja sebagai karyawan salah satu apotek di Sampit. ARE merupakan warga kelahiran Banjarmasin. Diduga masuk jaringan Jemaah Islamiah Riau. Sering mengikuti pengajian melalui kanal Youtube dan grup WhatsApp.

Apakah MNR memiliki hubungan dengan dua orang ini? Mabes Polri belum memberikan keterangan. Polda Kalteng sendiri menyebut terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Palangka Raya dan Sampit, masih dalam satu jaringan. Mereka sama-sama berasal dari Kalsel. Kedatangan mereka ke Kalteng disebut-sebut bertujuan merekrut anggota dan mencari dukungan untuk menjalankan aksi terorisme.

Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto melalui Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Kismanto Eko Saputro mengatakan semua terduga dari Sampit. Namun satu orang ditangkap di Palangka Raya, karena sedang dalam perjalanan ke Banjarmasin. Penangkapan dilakukan saat terduga sedang menginap pada salah satu hotel di Palangka Raya.

"Mereka merupakan satu jaringan, sedang mencari dukungan di Sampit, dan punya target tertentu untuk wilayah Kalteng. Sehingga perlu dilakukan antisipasi, karena mereka akan melakukan tindakan teror di Kalteng," tegas Eko.

Dari penangkapan itu polisi berhasil mengamankan senapan laras panjang dan pendek serta barang bukti lainnya. Ketiga terduga merupakan warga asal Banjarmasin. “MS berencana melaksanakan aksi teror pada akhir tahun 2021, sebelumnya melakukan persiapan dan latihan di wilayah hukum Kalimantan Selatan," tambahnya.

Meski demikian, Nurul Iman, ayah MNR terlihat syok. Berbeda di hari sebelumnya yang sangat terbuka, kemarin dia agak tertutup. Dia sendiri sudah mendengar anaknya diamankan di Polda Kalsel. “Dia sehat-sehat saja setelah saya didengarkan rekaman suaranya,” terangnya kemarin. 

Iman sendiri masih bersikukuh dan yakin, sang anak tak terlibat aksi terorisme yang didugakan selama ini. “Saya tak yakin dia (MNR) terlibat aksi terorisme,” imbuhnya.

MNR sendiri adalah mahasiswa dan juga atlet berprestasi yang meraih dua medali emas di ajang internasional. “Dia orangnya kalem, tak pernah juga terlibat perkelahian di kampung,” salah seorang warga sekitar.

Menurutnya, MNR juga tak pernah berteman secara berlebihan. Bahkan, keluar rumah pun hanya saat ada keperluan. “Orangnya biasa saja. Malah sering ke musala,” tuturnya.

Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rikhwanto mengatakan sebenarnya ada satu orang lagi yang ditangkap di Kalsel. jumlah terduga ada dua orang. Ditanya indikasi apa kedua terduga ini, Kapolda tak mau membeberkan. “Nanti Densus yang jelaskan,” ucapnya sambil berlalu.

Rikhwanto menyebut, bisa saja giat Densus ini lantaran adanya ancaman saat perayaan natal dan tahun baru di Kalsel. Penangkapan terhadap dua orang terduga pelaku teroris ini merupakan salah satu upaya preventif tim kepolisian untuk mengamankan jalannya momentum keagamaan dan pergantian tahun.

Sementara, Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol M Rifai mengaku sampai kemarin, dirinya belum dapat laporan tembusan dari Mabes Polri. “Ngak ada mas,” ucapnya singkat.(nue/abw/ce/ala/mof/by/ran)

BENANG MERAH OPERASI DENSUS DI KALSEL-TENG

Selasa malam (21/12)

Tim Densus 88 Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap dua orang terduga teroris di Kalimantan Tengah (Kalteng). Satu orang berinisial MS ditangkap di Palangka Raya dan satu orang lagi berinisial ARE ditangkap di Kota Sampit, Kotim.

Rabu (22/12)

Satu terduga teroris lain, MNR diamankan Densus 88 di tempat kerjanya. Hanya beberapa jam setelah penangkapan kedua terduga lain di Kalteng. MNR sendiri ditengarai pernah melakukan kunjungan ke Sampit, Kalimantan Tengah.

Kamis (23/12)

Polda Kalteng merilis terduga teroris yang ditangkap di Kalteng adalah warga Kalsel. MS berencana melaksanakan aksi teror pada akhir tahun 2021, sebelumnya melakukan persiapan dan latihan di wilayah hukum Kalimantan Selatan.