Kebijakan melonggarkan protokol kesehatan oleh Kerajaan Arab Saudi memangkas biaya pada keberangkatan jemaah umrah.
Saat belum adanya kelonggaran, biaya umrah mencapai Rp40-45 juta. Maklum saja, ada biaya tes PCR, karantina hingga pembatasan jumlah penumpang bis dan kamar hotel. Salah satu contoh di biaya kamar hotel, sebelumnya di dalam satu kamar tak boleh lebih dari dua jemaah. Dengan adanya kelonggaran, satu kamar pun sudah boleh diisi empat jemaah. Sehingga tarif penginapan pun otomatis tak lagi membengkak.
Ketua Forum Komunikasi Penyelenggara Travel dan Haji Khusus Kalsel Saridi Salimin mengatakan kebijakan Arab Saudi dengan melakukan kelonggaran, membuat usaha travel umrah kembali menggeliat. “Kebijakan ini yang diharapkan dan ditunggu-tunggu. Tak hanya bagi pelaku usaha, juga calon jemaah umrah,” tuturnya kemarin.
Seperti diketahui, sebelumnya karantina harus dilakukan jemaah umrah. 5 hari di Jeddah, dan 7 hari di Jakarta. “Sekarang di Jakarta hanya 1 hari. Otomatis biayanya tak besar,” imbuhnya.
Meski demikian, karena masih pandemi, minat masyarakat untuk berangkat umrah ungkapnya, masih belum seperti prapandemi. “Meski dilonggarkan, calon jemaah masih takut dengan Covid-19. Tak seperti dulu yang tiap bulan lebih dari seribu yang berangkat dari Kalsel,” tandasnya.
Ketakutan soal Covid-19 diiyakan salah satu calon jemaah umrah asal Banjarmasin, Laila. Dia menuturkan, masih adanya penularan membuat dirinya masih takut. Pasalnya usianya yang tak lagi muda, sangat rentan tertular. “Sudah divaksin 2 kali, tetap saja masih takut, Sabar saja,” ucapnya kemarin.
Berbeda dengan calon jemaah umrah yang lain, Abidin. Dia mengatakan, Covid-19 memang kasusnya masih ditemukan. Namun, karena dia sudah divaksin lengkap, terlebih juga sudah booster, dirinya tak takut lagi. “Hanya soal biaya yang belum benar-benar murah. Dulu masih ada yang Rp20 jutaan. Menunggu harga kembali seperti dulu saja,” ucapnya. (mof/by/ran)