Vaksin ketiga atau booster yang menjadi syarat perjalanan domestik terbilang masih sangat rendah. Cakupannya di Kalsel baru 10,50 persen atau 332.062 orang.

Jauh berbeda dengan capaian vaksin 1 yang capaiannya sudah 91,84 persen. Sementara vaksin 2, baru 69,11 persen. “Kami sangat berharap, kebijakan (penerbangan domestik dengan vaksin booster) ini akan mendongkrak cakupan vaksin booster di Kalsel yang masih sangat rendah,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalsel, M Muslim kemarin.

Menurutnya, kebijakan ini akan menjadi pilihan yang harus dilakukan oleh masyarakat ketika ingin melakukan perjalanan domestik bahkan mudik Lebaran. “Jika ingin tak lagi tes Covid-19, maka booster adalah pilihan,” tukasnya.

Dengan vaksin booster, dia menambahkan, daya tahan tubuh pun akan semakin kuat dari paparan Covid-19 yang saat ini masih terjadi kasus penularan. “Ini sebagai bentuk upaya pemerintah melindungi warganya. Mari manfaatkan dengan datang ke fasilitas kesehatan,” tuturnya.

Satgas Covid-19 sebutnya, akan terus melakukan evaluasi terhadap capaian vaksin di daerah. Muslim mencontohkan saat percepatan vaksin 1 lalu yang ditarget harus 70 persen sebelum akhir tahun lalu. Soal vaksinasi di bulan puasa, dia meminta masyarakat agar tak perlu takut membatalkan puasanya.

Terlebih, MUI pun tambahnya sudah menegaskan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan dengan injeksi intramuscular tidak membatalkan puasa. “Vaksin di bulan puasa kan sama seperti tahun lalu. Jadi tak perlu takut,” ujarnya.

Seperti diketahui pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan tak lagi mensyaratkan tes antigen dan PCR bagi pelaku perjalanan dalam negeri yang sudah tervaksin booster. Kebijakan ini sama bagi pelaku mudik Lebaran.(mof/by/ran)