Empat orang dinyatakan meninggal dunia dalam musibah ambruknya ruko tiga lantai di Gambut, Kabupaten Banjar, Senin (18/4) sore. Kapolda Kalsel, Irjen Rikwanto melalui Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Muhammad Rifai dalam keterangan persnya, Selasa (19/4) pagi menyampaikan, empat orang yang meninggal dunia itu adalah, tiga orang pengunjung dan 1 orang pegawai Alfamart, atas nama Akbar Riduansyah (25). Sementara tiga orang pengunjung yang meninggal dunia adalah, Eddy Prianto (35), Ahmad Nayada (28) dan Misnawati (25).
Rikwanto menerangkan, dari data yang dikumpulkan pihaknya, jumlah korban yang ada di dalam Alfamart saat kejadian nahas itu sebanyak 16 orang. 10 diantaranya dinyatakan selamat dan saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit.
Sampai ini bebernya, dari jumlah total korban masih ada 2 orang yang belum ditemukan. “Sampai pagi ini masih dilakukan pencarian,” ujarnya.
Dia menegaskan, penyelidikan akan dilakukan hari ini dengan menurunkan tim Labfor dari Surabaya dan Dit Reskrimum Polda Kalsel. “Pak Kapolda sudah menghubungi tim Labfor Surabaya, mereka akan datang hari ini untuk melakukan penyelidikan,” tandasnya.
KENAPA BISA RUNTUH?
Ambruknya ruko berlantai tiga di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar kemarin, menjadi tanda tanya. Ahli konstruksi dari Universitas Lambung Mangkurat, Akbar Rahman menganalisa bangunan ini sebenarnya masih muda.
Berdasarkan rekaman citra satelit, bangunan ini berdiri pada tahun 2013. Dengan demikian usia bangunan baru berumur 10 tahun. “Padahal standar usia layanan gedung menurut SNI bisa tahan sampai 50 tahun. Ini baru 10 tahun,” ujarnya kemarin.
Dia belum bisa menganalisa lebih jauh kenapa di usia tersebut bangunan bisa ambruk seketika. Namun sebutnya, biasanya ada faktor penyebab mengapa sebuah bangunan runtuh. Diantaranya, kesalahan perencanaan, proses pelaksanaan konstruksi dan perubahan konstruksi dari perencanaan awal.
Selain itu, ada faktor eksternal yang mempengaruhi kekuatan bangunan. Yakni beban mati dan beban bergerak pada bangunan dan sekitarnya. “Kelebihan beban juga dapat menyebabkan bangunan runtuh. Ini yang harus dilihat secara detail penyebabnya,” imbuhnya.
Akbar memprediksi ini salah satu contoh kegagalan konstruksi yang berakibat tragis. “Jika dilihat dari keruntuhan bangunan yang rata dengan tanah, berarti kegagalan konstruksi dimulai dari bawah, dan berefek domino terhadapat struktur konstruksi lainnya,” sebut Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik ULM itu.
Kegagalan konstruksi sebutnya bisa disebabkan perubahan fungsi bangunan awal. Dia mencontohkan seperti yang awalnya hanya rumah hunian berubah menjadi gudang atau tempat penumpukan barang.
Menurutnya, setiap bangunan di daerah tersebut harusnya memprioritaskan kualitas fondasi mengingat kondisi tanah atau kontur rawa. Pancangan galam harus dalam. Jika bangunan 3 lantai, panjang galam minimal 12 meter.
Dia sendiri belum berani mengambil kesimpulan pasti. “Perlu dilakukan investigasi khusus untuk meneliti dan meninjau penyebab pasti terjadinya bangunan ambruk,” ucapnya.