Dermaga apung di Siring RE Martadinata, seberang kantor wali kota tampak memprihatinkan. Tempat sandar kelotok dan speedboat dari tongkang bekas itu rusak. Sebagian badannya sudah tenggelam ke Sungai Martapura. Menurut salah seorang pemancing yang ditemui Radar Banjarmasin kemarin (6/4) petang, Usup, ini bukan cerita baru.

“Sudah lama begini. Sekitar dua bulanan,” ujarnya. Kondisi dermaga yang berdampingan dengan Resto Apung itu sudah diketahui pemko. Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah mengatakan bakal ada kajian teknis untuk menyelidiki penyebab kerusakan dermaga apung tersebut.

“Instruksi wali kota kami diminta mencari penyebabnya dan segera melapor kalau sudah ketemu,” ungkapnya.

Alasan selama ini, dermaga itu tak terdaftar sebagai aset pemko. “Sejak awal dibangun dari tahun 2008, belum ada penyerahan aset atau hibah dari pihak pembangun,” jelasnya.

Dermaga itu proyek pemerintah pusat. “Kami tidak bisa mengeluarkan anggaran untuk aset bukan milik pemko. Tapi, karena itu fasilitas publik, akan kami koordinasikan agar secepatnya bisa diperbaiki,” tutupnya. Disebut tak ada sangkut-pautnya dengan pemko, ketika dibangun, sebenarnya pemko menjadi pihak pendamping.

Bahkan desainnya (DED) dibuatkan oleh Dinas Pariwisata. “Namun, informasi dari kawan-kawan di sana belum ada serah terima aset,” ungkap Kabid Drainase PUPR, Hizbul Wathoni.

Soal penyebab, dia menduga terjadi kebocoran di lambung tongkang. “Makanya yang tenggelam cuma sebagian,” tambah mantan Kabid Sungai PUPR tersebut.

Ditekankannya kembali, secara administratif dermaga itu masih milik pusat. “Tapi kalau dibiarkan terus begitu juga tidak bagus,” pungkasnya. (war/az/fud)