BATULICIN - Di era digital 4.0, dunia radio pun dituntut supaya mampu mengikuti perkembangan teknologi kepenyiaran. Sedangkan tokoh yang menjadi ujung tombak adalah penyiar yang mempunyai suara berkarakter, untuk memperkuat informasi yang disampaikan kepada pendengar.

"Didukung berita-berita informatif yang disampaikan kepada masyarakat,” ungkap Koordinator Bagian Pemberitaan LPP RRI Banjarmasin, Nordiana, Sabtu (14/5) di Banjarmasin.

Ketika menyambut hangat kunjungan kerja Direktur Radio Swara Bersujud ( RSB ) Tanah Bumbu Sukriansyah dan Ketua Dewan Pengawas RSB Ardiansyah ke RRI Pro 1, Nordiana menegaskan, karena penyiaran merupakan ujung tombak maka mereka harus disiplin dalam melakukan tugasnya. Jika mereka datang terlambat menjalankan tugas dalam lima menit saja, maka harus diberikan sanksi tegas.

"Mereka yang terlambat datang kita berikan Surat Peringatan (SP) Pertama, kalau sampai melanggar, maka peluang untuk diberhentikan ada,” tegas Nordiana.

Sebagus apapun berita yang ditulis tidak akan sampai kepada pendengar jika tidak dibacakan penyiar.
Selain itu, lanjut Nordiana, penyiar harus bisa berimprovisasi dalam hal siaran. Misal ketika memutar lagu-lagu harus ada selingan berita ringan bagi pendengar.

Dalam kesempatan berkunjung ke RRI Banjarmasin, Ardiansyah mengungkapkan, kunjungan mereka ke radio milik pemerintah pusat ini bertujuan meningkatkan SDM staf RSB yang dipimpinnya saat ini. Bahkan sedang dijajaki kerja sama tenaga penyiar dan reporter magang di RRI Banjarmasin.

"Insya Allah, untuk meningkatkan kualitas reporter RSB dan penyiar, saya mempunyai program mengirim mereka magang ke RRI,” ujar Sukriansyah. (diskominfo/zal)