Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis nilai ekspor dan impor selama April 2022. Dalam rilis itu diketahui, nilai ekspor naik sebesar 19,74 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan impor naik 10,44 persen.

Berdasarkan data BPS Kalsel, nilai ekspor Kalsel pada April 2022 tercatat USD1,51 miliar. Sementara nilai impor mencapai USD111,14 juta.

Terkait ekspor, Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, menurut kelompok barang paling banyak disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral dengan nilai USD1,3 miliar. 

“Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 26,55 persen dibanding ekspor Maret 2022 yang sebesar USD1,07 miliar,” katanya.

Dia menambahkan, pada urutan kedua adalah kelompok lemak dan minyak hewan/nabati yang menyumbang ekspor USD53,63 juta. “Namun nilainya turun 53,58 persen dibandingkan ekspor Maret 2022 yang sebesar USD115,53 juta.

Kemudian, di urutan ketiga ada kelompok kayu dan barang dari kayu, dengan nilai ekspor USD40,37 juta. Naik sebesar 62,62 persen dibandingkan ekspor bulan sebelumnya yang sebesar USD24,82 juta.

Untuk kelompok barang terbesar keempat adalah kelompok berbagai produk kimia sebesar USD19,86 juta, yang naik 286,32 persen. “Lalu kelima, kelompok karet dan barang dari karet, dengan nilai USD16,39 juta, turun 1,34 persen dibandingkan Maret 2022,” papar Yos.

Berdasarkan kontribusinya terhadap total ekspor April 2022, dia menyebut, kelompok bahan bakar mineral memberikan kontribusi terbesar yaitu 89,50 persen.

Kemudian diikuti oleh kelompok lemak dan minyak hewan/nabati dan kelompok kayu, barang dari kayu, dengan kontribusi masing-masing sebesar 3,56 persen dan 2,68 persen.

“Berikutnya di urutan keempat dan kelima, terdapat kelompok berbagai produk kimia, serta kelompok karet dan barang dari karet dengan kontribusi masing-masing 1,32 persen dan 1,09 persen,” sebutnya.

Baca Juga :  Paylater Bikin Keteter

Yos menjelaskan, peranan ekspor kelima kelompok barang itu pada April 2022 mencapai 98,14 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan dengan nilai total sebesar USD1,48 miliar.

Jika dilihat menurut negara tujuan utama, Yos menyampaikan, nilai tertinggi pada April 2022 adalah ekspor dengan tujuan ke Tiongkok yang mencapai USD494,52 juta. “Nilai ekspor tersebut mengalami kenaikan sebesar 13,88 persen dibanding ekspor Maret 2022 yang hanya USD434,26 juta,” ujarnya.

Kemudian di urutan berikutnya, kata dia, ekspor ke India sebesar USD217,83 juta yang mengalami penurunan 2,92 persen. Berada di urutan ketiga adalah ekspor ke Malaysia sebesar USD157,41 juta yang naik sebesar 99,45 persen, dibandingkan nilai ekspor ke negara ini bulan Maret 2022. “Selanjutnya di urutan keempat dan kelima, ekspor ke Filipina dengan nilai USD133,52 juta. Serta ke Jepang, USD100,13 juta,” papar Yos.

Nilai ekspor kelima negara tujuan utama pada bulan Februari 2022 itu ucap Yos, mencapai USD1,10 miliar naik sebesar 21,85 persen dibandingkan bulan sebelumnya. “Kontribusi kelima negara ini sebesar 73,22 persen terhadap total ekspor April,” ucapnya.

Sementara itu, untuk perkembangan impor, Yos menuturkan, kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi yang masuk ke Kalimantan Selatan adalah kelompok bahan bakar mineral. Dengan nilai USD94,33 juta.

Nilai itu diikuti kelompok mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, USD6,58 juta; kelompok kapal, perahu, dan struktur terapung, USD4,78 juta; kelompok mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya USD2,95 juta; serta kelompok pulp dari kayu, USD0,87 juta.

Yos menyatakan, nilai total kelima komoditas terbesar tersebut mencapai USD109,50 juta, dengan kontribusi sebesar 98 52 persen dari total impor ini. “Nilai tersebut naik sebesar 10,07 persen dibandingkan total kelimanya pada Maret 2022,” bebernya.

Impor Kalimantan Selatan pada April 2022 menurut negara asal sendiri kata dia, tertinggi dari Malaysia dengan nilai USD79,35 juta, turun 17,37 persen dibandingkan Maret 2022.

Nilai itu diikuti oleh impor dari Singapura yang mencapai USD19,91 juta, disusul dari Tiongkok dengan nilai USD8,23 juta, impor dari Perancis sebesar USD1,79 juta dan dari Kanada, USD0,87 juta.

“Nilai impor 5 negara asal utama pemasok impor ke Kalsel tersebut mencapai USD109,94 juta dengan kontribusi sebesar 98,92 persen,” papar Yos. Dari data-data nilai eskpor dan impor, dia menuturkan neraca perdagangan ekspor impor Kalsel, April 2022 menunjukan nilai positif. Yaitu surplus sebesar USD1,39 miliar. “Nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan neraca perdagangan ekspor impor Maret 2022 lalu yang surplus sebesar USD1,16 miliar,” tuturnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani membenarkan nilai impor dan ekspor pada April 2022 naik. “Ini karena nilai ekspor batubara mengalami kenaikan,” ucapnya.

Menurutnya, ekspor batubara dan sawit berpeluang naik lagi, seiring masih berkecamuknya perang Rusia dengan Ukraina. “Karena beberapa negara Eropa maupun Amerika, bahkan Asia melirik Indonesia sebagai sumber pembelian atau importir batu bara bagi negeri mereka,” katanya. (ris/by/ran)