Para sopir truk di Banjarbaru mengeluhkan sulitnya mendapatkan solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Mereka bahkan mengungkap, jatah solar diduga diatur oleh oknum aparat.
Salah seorang sopir di Kelurahan Sungai Besar, Banjarbaru mengaku semenjak ada oknum yang bermain, dirinya sudah jarang mendapatkan jatah solar di SPBU. “Sangat susah dapat di SPBU. Jadi sekarang beli di eceran,” katanya.
Sopir yang enggan namanya dikorankan ini mengungkapkan, permainan jatah solar terjadi hampir di semua SPBU. Khusus di Banjarbaru, menurutnya pembagian solar secara tidak adil terjadi di SPBU Bundaran Banjarbaru. “Di SPBU, (solar) khusus pelangsir saja. Umum tidak bisa,” ungkapnya.
Para pelangsir sendiri kata dia, sudah bekerjasama dengan oknum aparat yang membagikan kartu jatah solar. “Yang melangsir oknum aparat juga. Yang membagi kartu oknum juga. Jadi mereka saja yang dapat jatah,” katanya.
Dia menuturkan, untuk memuluskan rencana mereka, para oknum menyuruh sopir truk mengantre solar jauh dari SPBU. “Kami diminta antre jauh dari SPBU, sementara di SPBU mereka dengan mudah membagi jatah solar dengan pelangsir,” tuturnya.
Karena solar sudah dibagi ke pelangsir, maka para sopir truk hanya sedikit yang mendapatkan jatah. “Di SPBU jatah solar ada 8 ribu liter. Sesuai aturan, setiap truk dapat 100 liter. Harusnya ‘kan ada 80 truk yang dapat. Nyatanya cuma 15 sampai 30 truk,” kata sopir truk pengangkut batu gunung ini.
Namun menurutnya, hal itu dilakukan supaya pembagian berjalan aman dan tidak menimbulkan kemacetan di jalan. “Jadi kami hanya tahu mengisikan solar bagi yang mendapatkan jatah,” paparnya.
Dia menyebut, pengaturan jatah solar dilakukan oleh oknum polisi baru berjalan sekitar setengah bulan. “Sampai sekarang aman saja. Tidak ada yang protes,” sebutnya.
Lalu kenapa oknum polisi yang mengatur jatah solar di sana? Dia mengatakan, hal itu berawal dari seringnya terjadi kemacetan di sekitar SPBU Bundaran Banjarbaru. Akibat dari antrean truk yang keluar sampai ke Jalan A Yani. “Jadi supaya tidak macet, polisi yang mengatur,” katanya.
Jatah solar di SPBU sendiri menurutnya memang masih kurang, sehingga banyak sopir truk yang tidak mendapatkannya ketika ikut mengantre. “Jatah setiap hari cuma 8 ribu liter. Sedangkan truk yang mengantre sangat banyak,” ujarnya.
“Tidak ada kami menjatah. Kata siapa? Intinya kita tdak ada mengatur seperti itu. Buat apa sih,” tegasnya. Dia menyampaikan, Polres Banjarbaru hanya mengatur masalah parkiran. Karena ada banyak keluhan dari pemilik toko di sekitar SPBU yang halamannya digunakan truk menjadi tempat parkir. “Jadi kami hanya menertibkan truk yang parkir menutup jalan toko. Kalau lebih dari itu tidak ada,” ucapnya.
Pembagian jatah solar ujar Endris, teknisnya dilakukan oleh pihak SPBU. Karena bukan ranah polisi ikut mengatur hal itu. “Buat apa kita yang mengatur. Yang punya SPBU mereka, bukan kita. Tapi namanya asumsi masyarakat, kita tidak tahu,” ujarnya.
Sesuai hasil pengecekan mereka, menurutnya antrean truk di SPBU selama ini berjalan lancar. Tidak ada hal yang mencurigakan. “Cuma kita tekankan ke mereka, untuk antrean jangan di badan jalan. Ada keluhan soalnya dari masyarakat,” pungkasnya. (ris/by/ran)