Tujuh korban selamat dari Kapal motor (KM) Ladang Pertiwi yang dilaporkan tenggelam di Selat Makassar, tiba di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Minggu (29/5) sore.

Para korban yang terdiri dari empat perempuan dan tiga laki-laki itu dibawa menggunakan Kapal Basarnas Banjarmasin yang sebelumnya dijemput di perairan Taboneo Tanah Laut dari kapal tunda TB Sabang 25. Awak TB Sabang 25 ini yang menemukan para korban terombang ambing ditengah laut pada Jumat (27/5) dini hari dan pagi harinya.

Hidayatullah (19) salah satu korban yang menumpangi KM Ladang Pertiwi tak menyangka jika dirinya dan dua keluarganya selamat.”Saya pasrah, tetapi tetap berusaha untuk selamat,” ucapnya.  

Selama 16 jam, dia dan keluarganya terombang-ambing diatas laut, dia bersama dengan bibi dan neneknya hanya memegang lembaran plywood. Semua perasaan takut dikesampingkan oleh mereka bertiga, selain plywood sebagai alat apung, Hidayatullah sempat membekali diri dengan sebotol air mineral. Sedangkan plywood didapatkan dari kapal yang seketika ada larut.”Kita bagi bertiga dan diirit airnya,” ucapnya.

Ia sempat melihat beberapa jam setelah kapal tenggelam sejumlah korban, namun memasuki malam mereka tak tahu posisi masing-masing karena sulit penglihatan.

“Kami yakin selamat dan kuat keyakinan selamat. dan syukur ada datang TB, kami bertiga ketemu TB pukul empat subuh dan sisanya pagi hari,” bebernya. Hidayat sapaannya menceritakan kronologisnya. Pada waktu itu Kapal Motor Ladang Pertiwi dengan rute Paotere – Pulau Kalmas, Kepulauan Pangkep, sudah masuk di Selat Makassar.

Secara tiba-tiba mesin kapal mati karena kehabisan bahan bakar. Seiring itu kondisi alam memang tak bersahabat. Secara tiba-tiba ombak tinggi menghantam kapal dan perahu miring ke kiri. Beberapa orang diminta untuk ke kanan kapal untuk mengimbangi.

“Tak lama itu datang ombak kedua, seketika itu langsung mengaramkan kapal dan sejumlah lansia yang masih ada di dalam kapal tak sempat keluar dan ikut tenggelam, sedangkan saya dan bibi serta nenek lekas keluar,” ceritanya.

KM Ladang Pertiwi yang memuat sekitar 43 penumpang bersama anak buah kapal (ABK) berangkat dari Pelabuhan Paotere, Makassar menuju Pulau Kalmas, Kabupaten Pangkep, pada Kamis 26 Mei 2022 sekitar pukul 03.30 WITA.

Kapal diduga kehabisan bahan bakar di perairan Selat Makassar, sehingga karam dan tenggelam. Ditambah lagi dengan cuaca buruk di sekitaran wilayah Sulawesi Selatan.

Kasi Operasi Basarnas Banjarmasin Wasino mengungkapkap semua korban yang dievakuasi ke Banjarmasin dalam keadaan sehat. Kendati terlihat masih syok.”Total ada tujuh korban dan semua kondisi sehat dan didata ke KSOP Kelas 1 Banjarmasin,” ungkapnya.

Sementara itu Kasi Kesalamatan Berlayar KSOP Kelas 1 Banjarmasin Ari Sasmito menjelaskan bahwa mekanisme pemulangan sudah diatur sedemikian rupa setelah berkoordinasi dengan Pos terpadu di Makasar.

Dalam hasil koordinasi itu para korban dipulangkan kembali lewat jalur laut.”Kalau lewat jalur laut bisa kami fasilitasi lewat Batulicin, atau lewat Banjarmasin, ke Surabaya lalu ke Makasar, “jelasnya. Namun setelah berembuk dan dikomunikasikan dengan pihak pemerintah para korban tinggal maka, Bupati Pangkep akan menjemput langsung ke Banjarmasin. “Jadi malam ini para korban diinapkan di sebuah Hotel dan biarkan mereka istirahat untuk pemulihan, jadi besok akan dijemput oleh Bupati mereka, ” ungkap Ari.

Dalam hasil koorinasi tersebut rombongan Bupati, bersama pejabatnya akan berangkat pukul 07.45 waktu setempat menumpangi pesawat tujuan Balikpapan dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Kalsel.(lan/by/ran)