Setelah terpuruk karena diguncang pandemi Covid-19, kini perekonomian Banua kembali membaik. Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel meliris, ekonomi Kalsel triwulan I-2022 dibanding triwulan I-2021 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 3,49 persen.
Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, berdasarkan Produk Domestik Regional ruto (PDRB) menurut lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi pada ekonomi Kalsel adalah transportasi dan pergudangan yang mencapai 10,16 persen. “Kemudian disusul penyediaan akomodasi dan makan minum, 9,52 persen; serta perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 8,74 persen,” katanya.
Sebaliknya, Yos menyebut, lapangan usaha yang mengalami kontraksi ialah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar -0,18 persen. “Serta pertambangan dan penggalian sebesar -0,03 persen,” sebutnya.
Terkait struktur PDRB Kalsel menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan I-2022, dia menyampaikan, masih didominasi oleh pertambangan dan penggalian sebesar 19,61 persen; industri pengolahan sebesar 14,84 persen; pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 11,71 persen.
Lalu bagaimana dengan Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan I-2022 dibanding triwulan IV-2021 (q-to-q)? Dia menyatakan, berdasarkan data mengalami kontraksi sebesar 5,41 persen.
Lanjutnya, terdapat 10 kategori lapangan usaha yang mengalami kontraksi, sedangkan 7 kategori lainnya tumbuh positif. “Kategori dengan pertumbuhan positif tertinggi adalah jasa keuangan sebesar 8,36 persen; transportasi dan pergudangan sebesar 4,28 persen; serta informasi dan komunikasi sebesar 2,04 persen,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor melalui Sekdaprov Roy Rizali Anwar sebelumnya menyampaikan perekonomian domestik yang mulai membaik di provinsi ini harus dimanfaatkan sebagai momentum bersama untuk kembali menggalang kekuatan dan strategi yang semakin efektif guna mendorong pemulihan ekonomi.
Dari sisi suplai, kata dia, pemulihan ekonomi ini diperkirakan didorong oleh perbaikan di seluruh lapangan usaha (LU) utama, antara lain pertambangan dan perdagangan. Serta hotel dan restoran.
Sedangkan dari sisi permintaan, Roy menyebut, peningkatan ekonomi dipengaruhi oleh perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga.
“Ini sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat, mobilitas masyarakat yang berangsur pulih, dan peningkatan investasi serta ekspor,” katanya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada November 2021. (ris/by/ran)