Petani sayur di Desa Bumi Asih Panyipatan mengeluhkan sulitnya mendapatkan air untuk lahan mereka. Hal tersebut lantaran embung yang menjadi sumber air sudah lama jebol dan hingga kini tak kunjung diperbaiki.
Hadi Subibit, salah satu warga desa setempat mengatakan, air dari embung tersebut biasanya digunakan para petani sayur untuk menyiram kebun. Namun saat ini, mereka tidak dapat lagi menggunakannya, lantaran debit airnya berkurang sejak jebol pada 2021 silam. Akibatnya banyak kebun warga yang mengalami kekeringan. Diperkirakan, ada puluhan hektar lahan petani sayur di Desa Bumi Asih mengambil sumber air dari embung.
“Bendungan ini jebol sudah lama, ketika kejadian bencana banjir yang membuat putus jembatan di Kelurahan Pabahanan, makanya warga tidak berani bertani saat musim kemarau,” ungkapnya, Selasa (31/5). Selain digunakan para petani sayur, lanjutnya, embung tersebut juga dimanfaatkan warga untuk ternak ikan. Banyak ikan yang hanyut terbawa banjir saat embung jebol lalu.
Lebih lanjut, Hadi mengungkapkan bahwa pihak warga sudah melaporkan jebolnya embung tersebut kepada pihak terkait. Dirinya berharap embung tersebut segera diperbaiki, mengingat itu satu-satunya embung di wilayah RT 4. Embung ini dibangun oleh pemerintah sudah puluhan tahun lamanya.
Aanggota DPRD Tala Sarjana mengatakan, pihaknya tidak tinggal diam terhadap keluhan warga terkait jebolnya embung tersebut. Dia mengaku sudah lama melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan (DPUPRP) Tanah Laut.
“Dari PU Tala kemarin sudah ada datang ke lokasi,” ucap anggota DPRD dari Fraksi Golkar. Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air pada DPUPRP Tala, Orbit Setiawan Nurcahyo ketika dikonfirmasi mengatakan dirinya masih berada diluar daerah dan Kamis baru berada di kantor. (sal/by/ran)