Berkat pembangunan jalan Kutabamara (Kuripan-Tabukan-Bakumpai-Marabahan), kini akses darat menuju Kuripan sudah nyaman. Sepeda motor tidak perlu lagi diangkut menggunakan kapal/kelotok.

Walauppun jalan Kutabamara belum mulus seluruhnya, namun akses jalan ke Kecamatan Kuripan sudah lebih mudah. Sepeda motor sudah bisa tembus sampai ke Desa Rimbun Tulang atau Kantor Kecamatan Kuripan. Hanya ada beberapa titik jalan yang berlubang. Selebihnya sudah nyaman untuk berkendara.

Pekerjaan ini ditargetkan rampung pada tahun ini. Di mana pekerjaan hanya menyisakan dua segmen pekerjaan. Masing-masing segmen dengan pekerjaan jalan sepanjang 2 kilometer. Sedang dalam tahap lelang. Terkoneksinya jalur darat ini, memang sangat membantu warga. Warga Kuripan kapanpun bisa ke marabahan.

Namun, bagi taksi kelotok tujuan Kuripan-Marabahan dan justru sebaliknya. Mereka terlihat sepi penumpang. Untuk taksi kelotok, Minggu (05/06) hampir tidak ada satupun penumpang. Taksi kelotok yang mampu membawa puluhan orang ini, terlihat hanya membawa barang. Dan yang masih bertahan, membawa sepeda motor warga.

Menurut penuturan Pian, sang pemilik kapal, jumlah sepeda motor yang dibawa dari Marabahan-Kuripan ataupun sebaliknya, memang masih bertahan. Tetapi jauh dari biasanya. Hal ini sudah beberapa tahun belakangan terjadi. Jumlah titipan sepeda motor sudah menurun. Tentunya tidak terlepas dari akses darat yang sudah makin mudah.
Pian mengatakan, saat ini, paling banyak sebanyak 5 sepeda motor yang ditiupkan. Jauh dari tiga tahun belakangan yang bisa sampai 25 sepeda motor. “Dulu, di atas kapal penuh sepeda motor. Sekarang hanya beberapa unit sepeda motor saja,” keluhnya.

 

Untuk sepeda motor yang dititipkan, paling banyak di Desa Kuripan. Dan yang paling banyak menitipkan motornya, dari kaum hawa. “Kebanyakan si wanita. Mungkin mereka tidak ingin susah membawa sendiri motornya ke desa. Maklum masih ada beberapa titik yang rusak,” ujarnya.

Pian menambahkan, selain sepeda motor, pendukung lainnya yang membuat pekerjaan masih bertahan membawa berbagai barang. Dari sembako hingga bahan bangunan. “Paling banyak membawa bahan bangunan,” ujarnya.
Untuk penghasilan, dirinya enggan mengungkapkan angka persisinya. Namun dirinya mengatakan, taksi kelotok masih bisa untuk bertahan hidup. “Dalam sepekan, kita jalan dua kali. Bergantian dengan dua kapal lainnya,” ujarnya. Ia mengatakan, pagi hari berangkat dari Kuripan dan siang hari berangkat dari Pelabuhan Marabahan.

Kiki Novianti, salah seorang pengguna jasa kelotok mengaku, lebih memilih menitipkan sepeda motor di taksi kelotok dikarenakan tidak ingin lelah. “Maklum jalan darat, masih ada pengerasan dan ada beberapa titik yang rusak,” ujarnya.

Untuk harga, menurutnya masih lumayan murah. Ke Desa Kuripan hanya Rp60 ribu. Tidak jauh beda dengan bensin yang digunakan apabila mengakses jalan darat. “Yang nambah biaya, untuk ongkos kita ke Kuripan. Dengan kapal cepat (kapal Speed Boat) satu orang Rp55 ribu,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Itiy. Warga Jambu Baru ini mengatakan, lebih memilih menitipkan sepeda motor di taksi kelotok agar bisa santai. Dirinya cukup diam di kapal menuju Marabahan. “Biasanya lebih memilih ini agar bisa istirahat. Dari Marabahan menuju Banjarmasin kondisi lebih aman,” ujarnya. “Jalan darat masih ada beberapa titik yang rusak. Dipastikan motor becek dan pastinya harus dicuci,” tambahnya. (bar)