Guru honorer berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris galau. Hingga kini, mereka belum ada kepastian, apakah bisa mengikuti seleksi tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di tahap. Sebab, tak ada lowongan tersedia. Padahal, mereka masuk dalam data base kategori 2 yang dijanjikan pemerintah mendapat prioritas pada PPPK.
Para guru ini pun mendatangi DPRD Kota Banjarmasin, mengadukan bagaimana nasib, (17/6). Maulina, salah seorang guru honorer, menuturkan, mereka yang berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris kini sulit mengikuti seleksi PPPK tahap ketiga. “Sebab jurusan bahasa Inggris masih terkatung-katung nasibnya, bagaimana mau pemberkasan, tes saja tidak ada,” ujarnya.
Dia dan para guru lainnya berharap tetap bisa mengikuti tes. Mereka iri dengan guru honorer lainnya dari latar pendidikan berbeda. Semuanya leluasa ikut tes. Bahkan, sekarang sudah mulai bertugas. “Kami yang berlatar belakang jurusan pendidikan malah tidak diberi kesempatan. Kami ingin disamakan, tidak memandang ijazah linear saja,” harapnya.
Jumlah guru honorer K2 bahasa Inggris tersisa sebanyak 35 orang. Mereka meminta agar diperhatikan. Pengabdian yang sudah dijalankan berkisar 10 hingga belasan tahun. “Minta tolong sekali guru honorer jurusan bahasa Inggris K2 juga diprioritaskan,” ucapnya.
Ketua DPRD Kota Banjarmasin Harry Wijaya berjanji mengkoordinasikan masalah para guru honorer ini dengan BKD. Agar para guru bahasa Inggris juga mendapatkan persamaan hak untuk mengikuti seleksi PPPK. “Guru honorer ini menginginkan memiliki hak dan kesempatan sama, sehingga bisa masuk formasi dan menjadi ASN melalui jalur PPPK,” ujarnya. (gmp)