Kekecewaan yang mendalam dirasakan istri-istri veteran di Kotabaru. Mereka yang berniat ingin mengenang jasa suaminya sebagai pejuang, malah tidak diundang pada acara pengibaran bendera merah putih di Kotabaru, Rabu (17/8).

Bahkan tidak ditemukan satupun veteran yang hadir dalam upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-77 di halaman Kantor Bupati Kotabaru.

Camat Pulau Laut Utara Hj Melinda Ratna Agustina sebagai salah satu panitia menjelaskan bahwa para veteran di Kotabaru sebenarnya sudah diundang. Tapi, tentaranya sudah meninggal semua.

Ketua Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (Piveri) Kotabaru, Siti Zahra saat ditemui di kediamannya harus dituntun saat berjalan.Pendengarannya juga berkurang. Tapi masih sangat lancar berbicara. Siti mengakui memang sudah banyak veteran yang meninggal.

“Tapi kami mempunyai organisasi Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (Piveri) Kotabaru. Kami sangat sering berkumpul, dan sampai sekarang masih berhubungan baik,” ungkapnya. “Biasanya kami 17 Agustus hadir di pengibaran bendera. Tapi, saya bingung kenapa malah tahun ini kami tidak diundang,” ucapnya. 

Siti kecewa dengan panitia karena seolah-olah melupakan mereka. Padahal anggotanya masih banyak yang hidup, dan berharap dapat undangan untuk pengibaran. “Malam tadi, kami berteleponan sesama anggota organisasi untuk memastikan apakah ada undangan.

Sayang undangan yang kami harapkan tidak ada. Kami semua sepakat untuk tidak hadir. Padahal di tahun sebelumnya kami selalu hadir,” tambahnya.

Menurutnya, momen 17 Agustus ini biasanya paling ditunggu para anggotanya. “Jujur biasanya saya setiap ketemu sama kawan organisasi selalu menangis. Apalagi kalau 17 Agustus pada saat pengibaran bendera, saya teringat suami, dan orang tua saya yang juga veteran,” ucapnya sedih.

Siti berharap ke depan diundang lagi seperti yang dulu. “Kami tidak mengharapkan bantuan maupun bingkisan. Terpenting kami bisa mengenang suami, dan orang tua kami sebagai pahlawan,” tegasnya. 

Anggota Pemuda Panca Marga, Syaiful Alamsyah juga ikut kecewa. “Mama saya sudah meninggal. Dulu beliau merupakan sekretaris di Piveri. Seandainya beliau masih hidup, pasti juga marah tidak diundang seperti ini,” katanya.

Warga Kotabaru, Akbar ikut prihatin mengetahui miskomunikasi antara panitia dengan istri pejuang tersebut. “Saya berharap komunikasi ini segera diperbaiki. Supaya istri veteran juga lebih merasa dihargai. Toh mereka hanya minta diundang, bukan minta apa-apa,” sarannya.(jum/yn/dye)