Ketika masyarakat Indonesia sedang bersuka cita merayakan 17 Agustus, para guru honorer di bawah naungan Pemprov Kalsel justru sedang resah. Gaji mereka telat dicairkan.
Hingga kemarin (17/8), gaji bulan Juli kemarin untuk guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) belum juga dibayar.
Seorang guru honorer di salah satu SMK negeri di Kota Banjarbaru menceritakan, biasanya gaji dibayar pada akhir bulan. Tapi dua pekan berlalu, belum juga dikasih.
“Kasihan yang sudah berkeluarga, gelisah mencari pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin (17/8).
Besaran gaji guru honorer ada dua kategori, Rp2,1 juta per bulan untuk lulusan SMA dan Rp2,5 juta untuk lulusan sarjana.
“Saya dapat 2,5 juta sebulan,” tambahnya seraya meminta namanya tak dikorankan.
Tanpa gaji, dia terpaksa menguras tabungannya. “Kalau belum cair, tidak ada pemasukan. Jadi pakai tabungan dulu,” ujarnya.
Keluhan serupa juga disampaikan guru SMA negeri di Martapura, Kabupaten Banjar. “Sebab cuma gaji yang diandalkan untuk menghidupi anak dan istri,” keluhnya.
Dia berharap, pemprov segera mencairkannya. “Kalau sampai dua bulan, habis sudah tabungan. Terpaksa mencari utang,” paparnya.
Saat dikonfirmasi, Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, Fahrudinnor mengatakan, gaji GTT dan PTT kemungkinan cair pada pekan ini. “Mungkin satu atau dua hari lagi,” ucapnya.
Dijelaskannya, keterlambatan itu gara-gara verifikasi data yang telat. “Sekarang verifikasinya sudah rampung, jadi tinggal pencairan,” jelasnya.
Verifikasi dibutuhkan memastikan jumlah GTT dan PTT yang masih bekerja di Disdikbud. “Verifikasi setiap Januari dan Juli. Karena datanya kan berubah-ubah. Ada guru yang pindah, berhenti dan masuk,” ujar Fahrudinnor.
Dia menyebut, verifikasi perlu waktu cukup lama, karena ada tiga ribu lebih GTT dan PTT yang didata.
“Di SMA ada 2.045 orang, SMK 1.459 orang dan SLB 344 orang,” sebutnya. (ris/gr/fud)