Warga Banjarmasin akhir-akhir ini dihebohkan dengan kabar naiknya harga tepung terigu. Penyebabnya, lagi-lagi lantaran negara penghasil gandum Rusia yang hingga sekarang masih perang dengan Ukraina.
Kenaikan harga ini diungkapkan pemilik toko tepung terigu di Pasar Sentra Antasari, Yasir. Meski stok tidak sampai kosong, namun harga terus merangkak. Dia pun terpaksa harus menaikkan harga jual kepada konsumen.
“Karena harga per karung sudah naik, terpaksa di tingkat eceran untuk penjualan satuan per kilogram juga ikut naik,” ujarnya, Kamis (18/8).
Kenaikan harga ini tentu dikeluhkan pembeli yang datang ke toko. Apalagi, kebanyakan mereka adalah para pedagang, seperti penjual gorengan, jajanan pasar dan pembuat mi dan bakso.
Biasanya, jual eceran kemasan plastik per kilo hanya Rp8 ribu. Sekarang sudah tembus Rp11 ribu.
Pedagang di Pasar Harum Manis, Adri, menuturkan hal serupa. Kenaikan harga itu sudah terjadi sejak Juni 2022 lalu. Berkisar Rp4 ribu hingga Rp5 ribu per kilogram.
Ia mencontohkan, harga tepung terigu merek Lencana Merah. Sebelumnya hanya Rp175 ribu per karung, kini menjadi Rp238 ribu. Tepung terigu merek Segitiga Biru, awalnya Rp185 ribu, menjadi Rp255 ribu, karung ukuran 25 kilogram.
“Terkadang, dalam sebulan harga tepung terigu bisa naik tiga kali,” ujarnya. Meski tak enak dengan langganan, namun Adri mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Karena harga yang didapatnya dari grosir sudah tinggi.
Ia tak tahu persis penyebab naiknya harga tepung terigu. Namun, kabar yang didapat akibat dampak perang Rusia-Ukraina. Serta adanya larangan impor dari negara-negara penghasil.
“Jika kondisi seperti ini terus berlangsung, akan berpengaruh kepada harga jual. Pastinya omset ikut turun. Kami berharap pemerintah segera mengatasi,” pungkasnya. (gmp)