Noorlatifah ternyata adalah seorang mayoret drumben Gerakan Muda FKPPI. Terjun ke politik hanya kebetulan. Tidak disangka kini dipercaya menjadi Sekretaris Fraksi Golkar di DPRD Kota Banjarmasin.
Oleh: ENDANG SYARIFUDDIN, Banjarmasin.
Istri H Budi Wijaya ini dicegat ketika usai rapat di Komisi II. Namun, belum bisa ngomong banyak karena ia ada kegiatan lagi. “Nanti kita atur waktu wawancara ya. Kebetulan lagi ada kerjaan,” ucapnya ramah.
Selasa (11/4) kemarin, wanita kelahiran Banjarmasin 9 April 1987 ini akhirnya bisa ditemui kembali. Obrolan pun dimulai. Politisi berparas ayu ini mulai bercerita perjalanan hidupnya hingga terjun ke dunia politik.
Awalnya, Noorlatifah tidak ada sama sekali niat untuk menjadi politisi. Bermimpi pun tidak. Tapi, jalan hidup mengubahnya. Semula hanya ikut Drumben Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan ABRI (FKPPI) Kalsel. “Saya pemain drumben GM FKPPI Kalsel saat itu,” ujarnya.
“FKPPI diketuai Adi Kartika, dan beliau saat itu sebagai Sekretaris Golkar. Saya diajak gabung di Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG),” kenangnya.
Tapi, wanita yang akrab disapa Lala itu mengaku lupa tahun berapa saat itu bergabung. “Yang jelas ketika di AMPG, juga gabung di Golkar Kalsel sekitar 2012 atau 2013. Saya lupa,” ucapnya.
Hingga tahun 2014, ia diminta ikut mencalonkan diri ikut Pemilihan legislatif (Pileg) di Kota Banjarmasin. Sebagai kader, otomatis harus patuh terhadap perintah pimpinan.
Meski sempat pesimis karena tak mempunyai latar belakang dan pengalaman mengenai politik, Lala tetap menjalankan perintah tersebut. “Saya jadi ikut pileg waktu itu hanya sebagai pelengkap keterwakilan perempuan 30 persen,” ceritanya.
Walau begitu, ia tetap optimal turun berkampanye di daerah pemilihan (dapil) Banjarmasin Timur. Ia berupaya keras menggaet simpati masyarakat. Di dalam benaknya kala itu, bukan untuk menang. Minimal bisa membantu menambah suara partai. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Golkar secara internal maupun independen, elektabilitas partai Golkar ternyata pada saat itu sangat bagus. Bahkan sangat mungkin mendapatkan dua kursi di dapil tersebut.
Mengetahui hal itu, ia semakin gencar sosialisasi ke masyarakat. Berbagai cara dilakukan Lala untuk mendekati masyarakat. Salah satunya dengan menggelar berbagai event olahraga. Di antaranya kejuaraan bulutangkis dan olahraga lainnya. “Kader Golkar ada tiga yang berlaga di dapil Timur. Karena ada kemungkinan mendapat dua kursi, salah satunya mungkin saja saya. Akhirnya saya seriusi,” ucapnya.
Benar kata pepatah, kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Lala berhasil mengumpulkan 1.038 suara. Ia berhasil lolos bersama dr Aulia Ramadhan Supit pada dapil Banjarmasin Timur. “Suara Golkar 8.000, saya sama dr Rama yang masuk kala itu,” kenangnya.
Pascaterpilih, Lala semakin mantap menancapkan karirnya di dunia politik. Untuk memperdalam ilmu politiknya, ia bahkan ikut pelatihan Women’s Political Leadership by ICLD (Swedish International Centre for Local Democracy) di Swedia, Afrika Selatan, Kenya, dan Uganda tahun 2015–2016.
Kemampuannya berpolitik semakin meningkat, tidak salah jika wanita ini pernah menduduki sejumlah jabatan di dewan. Pada tahun 2018, ia menjabat sebagai Sekretaris Komisi IV, kemudian Ketua Komisi IV tahun 2021.
“Di Golkar Banjarmasin, saya menjadi Wakil Ketua Bidang Kebudayaan dan Pendidikan. Di Fraksi Golkar, saya sebagai sekretaris,” ujarnya.
Menurutnya, kesuksesannya di politik tidak lepas dari dukungan sang suami tercinta dan keluarga besar. Sejak awal ketika terjun ke politik, ia ingin membantu memperjuangkan aspirasi masyarakat. Terlepas dari terpilih atau tidak, yang pasti ikhtiar sudah dijalankannya.
Periode 2019-2024, kembali ikut kontestasi politik lima tahunan. Sungguh di luar dugaan, perolehan suaranya meningkat tajam dibanding sebelumnya. “Periode kedua saya mendapatkan suara terbanyak 3.400,” katanya.
Setelah duduk di parlemen, Lala yang sebelumnya adalah mayoret drumben GM FKPPI Kalsel sejak SMP tahun 2001 hingga 2014 tak lagi aktif menjadi pemain drumben.
Padatnya agenda dewan membuatnya kesulitan mengatur waktu. Meski begitu, ia mengaku tetap menggeluti dunia drumben. Namun lebih banyak mengurusi organisasi Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Kota Banjarmasin. Bahkan ia dipercaya memimpin PDBI Kota Banjarmasin hingga sekarang. “Saya sekarang lebih banyak terjun ke pembinaan drumben,” ujarnya.
Sejak memimpin organisasi, banyak gelar juara yang disabet tim drumben binaannya. Tidak salah, karena sebelum bertanding, mereka tidak hanya menjalani latihan dari pelatih lokal, tapi juga mendatangkan pelatih nasional.
“Atlet kami ini adalah cabutan dari klub drumben yang ada di Banjarmasin. Seleksi secara terbuka. Kami ingin mencari bibit-bibit pemain drumben untuk diturunkan dalam kejuaraan,” cetus Lala.(az/dye)