Sejak memasuki kemarau, sekurangnya sudah 12 hektare lahan yang terbakar di ibu kota provinsi ini. Fakta itu diungkap Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie.
Disebutkannya, sejak bulan April lalu, tercatat kemunculan lima titik api. Lokasinya di Cempaka, Landasan Ulin Timur, dan Guntung Manggis.
“Terbaru ada lagi tiga titik api. Luas lahan yang terbakar kurang lebih 5,5 ha,” ujarnya (19/5). Senin (15/5) terjadi kebakaran di Palam, luasnya 0,5 ha. Lalu Rabu (17/5) di Batu Besi dengan luas lahan terbakar 3 ha. Pada hari yang sama di Griya Utama Trikora, terjadi kebakaran di atas lahan seluas 2 ha.
“Kalau di Palam, jenis vegetasi lahan yang terbakar itu pohon akasia dan ilalang. Sedangkan di Batu Besi dan Trikora adalah lahan rawa yang ditumbuhi purun tikus,” jelasnya.
Ditanya mengenai penyebab, Zaini menduga faktor utama adalah cuaca panas yang melebihi wajar. “Selain itu juga ada dugaan sengaja dibakar oleh oknum tak bertanggung jawab,” bebernya.
Namun, ia menekankan pembakaran disengaja itu baru sebatas dugaan. Sebab untuk pembuktian memerlukan pemeriksaan oleh kepolisian.
Menghadapi kemunculan titik-titik api itu, pemko sedang memproses penetapan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banjarbaru.
“Nanti akan digelar apel bersama siaga karhutla,” ujar Zaini.
“Kami akan kerahkan semua sumber daya yang ada. Dari personel sampai peralatan untuk mencegah dan menanggulangi bencana karhutla,” tegasnya. (zkr/gr/fud)