Pemerintah Kota Banjarbaru menyelenggarakan rapat koordinasi upaya pemberantasan dan pemantauan program pencegahan korupsi di Aula Gawi Sabarataan, Rabu (2/8) siang.
Dalam rakor tersebut Pemerintah Kota Banjarbaru mendapat penilaian yang cukup memuaskan dari KPK RI dengan angka 78 persen. Namun, PLH Kasatgas Korsup Wilayah 3 KPK RI, Udin Joharudin mengatakan, nilai tersebut memang menandakan bahwa Kota Banjarbaru jauh dari yang namanya tindakan korupsi.
“Batas indeks yang kami pakai itu minimal nilainya 75 persen, dinilai sudah aman dari korupsi,” ucapnya saat ditemui awak media.
Kendati demikian, Joharudin menekankan bahwa nilai tersebut bukan berarti Kota Banjarbaru bisa terhindar alias bersih dari praktik korupsi.
Johar membeberkan bahwa dari sekian banyak kasus korupsi di pemerintah daerah yang ditangani KPK berasal dari tiga kegiatan. Yakni, pengadaan barang dan jasa, rotasi jabatan, dan perizinan. Menurutnya ketiga kegiatan ini akan selalu ada dan dilakukan selama pemerintahan itu berdiri. “Rata-rata kasus korupsi di daerah yang kita tangani selalu tidak jauh dari ketiga hal itu,” ujarnya.
Ia mengaku bingung mengapa tiga sektor tersebut menjadi ladang yang menggiurkan bagi para koruptor. Padahal pihaknya terus melakukan tindakan dan pengawasan ketat. “Saya juga bingung mengapa tidak ada efek jera. Padahal penindakan dan pengawasan ketat sudah maksimal dilakukan. Entah kenapa masih ada saja kasus korupsi yang datang dari sana,” tukasnya.
Karena itulah, ia meminta agar setiap pemerintahan daerah termasuk Kota Banjarbaru harus tetap waspada dan rutin melakukan pengawasan terhadap kinerja jajarannya.
“Sekecil apapun celahnya, maka itu akan dimanfaatkan oleh para koruptor. Siapa yang berani menjamin besok tidak ada korupsi,” tukasnya. Disamping itu, ia juga berpesan, agar Pemko Banjarbaru jangan terlena dan berbangga hati dengan nilai indeks korupsi yang dicapai.
Hal itu dikarenakan indeks pencegahan korupsi Kota Banjarbaru tahun ini terjadi penurunan. Di tahun 2020 Banjarbaru ada di angka 80 persen. “Angka itu harus dipertahankan dan terus ditingkatkan sebagai bentuk keseriusan kita memerangi korupsi,” tegasnya. “Boleh bangga, tapi ingat upaya perbaikan dan pencegahan korupsi jangan berhenti disitu saja. Ini berlaku tidak hanya untuk Banjarbaru saja. Lengah sedikit maka niat korupsi pun bisa bangkit,” tekannya.
Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin mengatakan, catatan yang disampaikan Kasatgas KPK RI dalam agenda ini tentu jadi PR bagi Pemko Banjarbaru. “Yang jelas hasil rakor ini jadi PR bagi kami, agar bisa terus mempertahankan indeks terjaga dalam hal.pencegahan korupsi,” katanya.
Salah satu upaya pencegahan korupsi ini dikatakannya adalah dengan rutin menggelar rakor dan pengawasan yang ketat terkait pencegahan korupsi di seluruh SKPD. “Termasuk sektor-sektor yang rawan, seperti rumah sakit dan SKPD Lain. Kinerja mereka selalu kami awasi, dan tentunya juga kami evaluasi di setiap bulannya,” ujarnya.
Kemudian terkait tiga kegiatan yang jadi sorotan KPK tadi, Aditya mengaku bahwa pihaknya akan terus menjalankan komitmennya dalam memerangi korupsi.
“Baik itu dalam proses pelayanan, pengadaan barang dan jasa, manajemen ASN dan lainnya selalu kami dorong agar jangan sampai melanggar etika dan aturan yang sudah ditetapkan,” janjinya.
Di sisi lain, Aditya berharap dengan berhasilnya upaya pencegahan korupsi di Kota Banjarbaru, akan mendorong pertumbuhan ekonomi semakin meningkat secara berkelanjutan. Dengan pemberantasan korupsi yang efektif, investasi di kota ini diharapkan semakin menarik, pelaku usaha lebih percaya untuk berinvestasi, dan masyarakat dapat merasakan manfaat dari adanya lingkungan bisnis yang bersih dan transparan.
Menurutnya, pemerintahan yang berhasil memberantas korupsi akan mampu memanfaatkan anggaran secara optimal, menghasilkan proyek-proyek strategis, serta program-program pembangunan yang berdampak positif bagi kota dan warganya.
“Sehingga peluang bagi Banjarbaru untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup seluruh warganya akan terbuka lebar,” pungkasnya. (zkr/yn/ram)