Posisi ketujuh yang dicapai Kota Banjarbaru dama penilaian UI Green City Metric terkait kota paling berkelanjutan mendapat catatan dari akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Akademisi Fakultas Teknik (FT) ULM) Akbar Rahman menjelaskan, bahwa UI Green City Metric merupakan upaya Universitas Indonesia berperan dan mendorong hingga membantu kabupaten/kota di Indonesia, untuk melaksanakan program Pembangunan Berkelanjutan melalui pola kerjasama. Hal itu menurutnya adalah sebuah langkah dan terobosan yang coba dilakukan oleh UI untuk berperan mengembangkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Menurut Akbar, peringkat ketujuh yang diraih Kota Banjarbaru berdasarkan penilaian UI Green City Matric ini, merupakan sebuah prestasi. Namun, ia menekankan bahwa pencapaian tersebut jangan membuat Pemko Banjarbaru terlena.
Pasalnya, ia melihat masih ada hal yang perlu diperhatikan lagi, dan harus betul-betul dituntaskan oleh Pemko Banjarbaru.
Terutama terkait persoalan-persoalan yang masih mengemuka di Banjarbaru. Misal, dari 6 kriteria penilaian tersebut, terkait akses dan mobilitas.
“Hari ini kita merasakan kepadatan lalu lintas yang semakin meningkat hingga kemacetan, belum terlihat jelas upaya solusinya,” ucapnyanya pada Radar Banjarmasin, Rabu (2/8) sore.
Kemudian, Akbar juga menyoroti pengelolaan air bersih bagi masyarakat Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini. Hal itu dikarenakan air bersih Banjarbaru hari ini masih menyusu dengan Kabupaten Banjar. “Sebagai Ibu Kota Provinsi, Banjarbaru sudah semestinya memiliki master plan air bersih untuk masa sekarang hingga yang akan datang,” tukasnya.
“Bagaimana jika timbunan sampah harian terus meningkat akibat peningkatan jumlah penduduk dan migrasi penduduk ke Ibu Kota Provinsi, roadmap ini harus jelas dan terlihat dari sekarang,” tukasnya.
Karena itulah, ia berharap agar penilaian yang sudah ada tersebut dijadikan acuan dalam mengimplementasikan posisi ketujuh yang dilaksanakan oleh UI Green City Metric tersebut
“Intinya semua pembangunan harus dilakukan secara berkesinambungan dan tetap berpegang pada 17 tujuan SDGs (Sustainable Development Programs) yang bertujuan untuk kesejahteraan,” ujarnya. Ia mengaku tidak mengetahui bentuk materi kuesioner yang dipakai oleh UI Green City Metric tersebut. Karena itulah ia berharap UI Green City Metric ini perlu terus disosialisasikan terkait metode dan materi penilaian secara transparan.
“Meski baru dua kali dihelat, penilaian ini juga perlu memperhatikan implementasi dan strategi pencapaian target pembangunan berkelanjutannya,” katanya.
Selain itu, Akbar menambahkan, timbal balik dari kegiatan dan penstatusan peringkat tersebut juga harus betul-betul dirasakan masyarakat. “Karena hakekat pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana masyarakat mendapat manfaat dari pembangunan itu sendiri, dari sekarang hingga masa yang akan datang,” lugasnya.
Namun secara umum, ia menilai Pemko Banjarbaru sudah on the track terhadap pembangunan berkelanjutan. “Tinggal memperkuat implementasi dan tetap berpegang pada 17 tujuan SDGs tadi,” tuntas Akbar. (zkr/yn/ram)