Direktur Utama PT Air Minum Intan Banjar, Syaiful Anwar tak berdaya. Dicecar belasan emak-emak saat keluar dari ruang rapat Komisi II DPRD Kalsel, (3/8).
***
BANJARMASIN – Para pelanggan PTAM itu niat sekali. Sengaja datang ke gedung dewan di Jalan Lambung Mangkurat untuk menumpahkan kekesalannya. Terutama atas payahnya layanan air leding ke wilayah Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar.
Beragam omelan keluar dari mulut para ibu itu. “Bayar mahal-mahal tapi tidak ada airnya!” keluh salah seorang. Demi air bersih, mereka harus membeli mesin pompa tambahan. Tapi yang keluar dari keran ternyata hanya hembusan angin. Pelanggan kian kesal, karena kalau pun mengalir, airnya berwarna kuning keruh. Sebagai bukti, salah seorang membawa teko berisi air PTAM.
“Ini sudah paling bersih lho. Pernah kami dapat yang lebih kotor dari ini,” cecarnya.
Kondisi ini sudah berlangsung berbulan-bulan. Makin parah ketika kemarau tiba. “Sejak bulan Ramadan susah mengalir. Sekarang malah tak mengalir sama sekali,” cecar mereka.
PTAM Intan Banjar sebenarnya telah menyalurkan air bersih dengan mobil tangki ke rumah-rumah pelanggan. Namun, belum mencukupi. “Jumlah air yang datang tidak sesuai dengan kebutuhan. Akhirnya rebutan, hingga membuat gesekan kecil antar warga,” kisah mereka.
“Kalau tak ada solusi, kami pindah saja berlangganan ke Banjarmasin (PTAM Bandarmasih),” ancam mereka. Entah bercanda atau serius, Syaiful menimpali, jika ingin pindah silakan catat nama-nama pelanggannya. “Ini bukan saya yang meminta, tapi kalian yang menginginkan,” jawabnya. Syaiful kemudian menjelaskan mengapa pasokan air bersih ke sebagian daerah Kertak Hanyar, Gambut, Aluh-Aluh, dan Beruntung Baru terganggu. Sebab pipa besar ke wilayah itu belum terkoneksi.
Syaiful menyebut, pipa besar yang terpasang di Jalan Ahmad Yani belum tersambung utuh. Hanya sampai kilometer 12 Gambut, tepatnya di depan Hotel Aston.
Tinggal mengkoneksikan ke jaringan pipa permukiman dan perbatasan Banjarmasin. “Uangnya sudah ada, Rp29 miliar. Itu termasuk untuk membangun booster,” janjinya. Menyikapi keluhan warga, anggota Komisi II DPRD Kalsel, Fahrani mengatakan, PTAM Intan Banjar harus memiliki solusi ketika kemarau tiba.
“Menipisnya stok air baku saat kemarau, membuat distribusi air leding terganggu. Harus ada mobil tangki untuk membantu warga,” ujarnya.
Soal program pipanisasi yang sempat terhenti, dia meminta agar PTAM Intan Banjar mendekati warga sekitar. Agar penolakan yang berdampak terhadap proyek bisa diredam.
“Informasinya pipanya sudah ada. Tinggal kerja sama semua pihak, dalam hal ini warga dan pemprov,” tutup Fahrani.
Pemanggilan DPRD kepada PTAM itu merupakan buntut dari viralnya video keluhan pelanggan di media sosial. (mof/gr/fud)